Indonesia Masuk Lima Besar Negara Pencapaian SDGs Cepat
- Jumat, 03 Oktober 2025

JAKARTA - Indonesia semakin menegaskan posisinya di kancah global dalam hal pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan laporan terbaru, negara ini termasuk dalam lima besar anggota G-20 dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) tercepat. Keberhasilan ini tidak sekadar angka statistik, tetapi mencerminkan implementasi nyata kebijakan pemerintah yang memasukkan prinsip keberlanjutan dalam setiap arah pembangunan nasional.
Hal ini disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera, pada Lestari Summit 2025 yang digelar di Raffles Hotel, Jakarta. “Keberlanjutan kini tidak lagi sekadar jargon. Pemerintah menempatkan isu tersebut dalam arah kebijakan pembangunan nasional,” ujar Dida.
Baca JugaIndonesia Siap Jadi Pusat Aset Kripto Terpercaya Asia Tenggara
Dalam forum tersebut, Dida menjelaskan bahwa pencapaian ini sejalan dengan program Asta Cita yang diusung pemerintahan Prabowo Subianto. Transformasi hijau menjadi salah satu pilar utama dalam visi pembangunan Indonesia ke depan, dan setiap pilar Asta Cita diharapkan memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian SDGs.
“Terutama pada SDG 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 4 Pendidikan Berkualitas, dan SDG 16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh,” tambah Dida.
Laporan SDGs Transformation Center per Juli 2025 menegaskan bahwa Indonesia termasuk dalam kelompok negara dengan kemajuan tercepat dalam pencapaian SDGs di antara anggota G-20. Hal ini menjadi pengakuan internasional atas langkah konkret Indonesia dalam mengintegrasikan agenda keberlanjutan ke dalam kebijakan pembangunan nasional.
Selain pemerintah, sektor jasa keuangan juga memainkan peran penting dalam mendorong transisi hijau dan pencapaian SDGs. Direktur Keuangan Berkelanjutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Joko Siswanto, menekankan pentingnya regulasi dalam mendukung investasi berkelanjutan.
“Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung pencapaian SDGs dengan mengeluarkan regulasi seperti Peraturan OJK tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan (POJK 51/2017) dan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia,” jelas Joko dalam sesi monolog bertajuk “Portraying Sustainable Investment in Indonesia”.
Dida menambahkan, pencapaian SDGs yang cepat ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor dapat mendorong hasil yang optimal. Pemerintah, regulator, sektor keuangan, serta masyarakat luas memiliki peran yang saling melengkapi. Forum Lestari Summit 2025 mempertemukan ratusan peserta dari berbagai kalangan untuk mendiskusikan strategi dan inovasi keberlanjutan.
Tema Lestari Summit 2025, “Thriving Together and Cultivating Resilience for Sustainable Future”, menekankan bahwa ketangguhan atau resiliensi menjadi kunci utama dalam pencapaian SDGs. Dalam diskusi, berbagai pendekatan praktis dibahas, mulai dari penerapan teknologi hijau, pengembangan energi terbarukan, hingga regulasi finansial yang mendorong investasi berkelanjutan.
Dida menegaskan, pencapaian ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang Indonesia menuju pembangunan berkelanjutan yang merata. “Ke depannya, setiap pilar Asta Cita akan memiliki kontribusi nyata terhadap pencapaian SDGs,” ujarnya. Dengan demikian, transformasi hijau bukan sekadar target jangka pendek, tetapi menjadi bagian integral dari strategi pembangunan nasional jangka panjang.
Sementara itu, Joko menekankan bahwa OJK akan terus memperkuat dukungan regulasi dan memfasilitasi peran sektor jasa keuangan agar investasi berkelanjutan dapat tumbuh lebih cepat. Peraturan yang jelas dan taksonomi keuangan yang tepat menjadi landasan agar investor domestik maupun global memiliki kepastian dalam menanamkan modal pada proyek berkelanjutan di Indonesia.
Keikutsertaan Indonesia dalam forum internasional seperti Lestari Summit juga membuka peluang untuk berbagi praktik terbaik dengan negara lain dan belajar dari pengalaman global. Hal ini penting agar inovasi keberlanjutan di dalam negeri tetap relevan dan dapat bersaing di tingkat internasional.
Pencapaian Indonesia sebagai salah satu negara tercepat dalam SDGs sekaligus menjadi motivasi bagi pemerintah, sektor keuangan, dan masyarakat untuk terus memperkuat kolaborasi. Dengan fokus pada ketahanan, inovasi, dan regulasi yang mendukung, Indonesia diyakini mampu menegaskan posisinya sebagai negara yang mampu menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan berkelanjutan.
Kesimpulannya, Lestari Summit 2025 menegaskan bahwa pencapaian SDGs bukan sekadar target, tetapi hasil dari kolaborasi strategis antara pemerintah, sektor keuangan, dan masyarakat. Indonesia yang masuk dalam lima besar negara tercepat pencapaian SDGs membuktikan bahwa komitmen pada keberlanjutan dapat diwujudkan melalui kebijakan konkret, regulasi yang mendukung, dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Sriwijaya Capital Arsjad Rasjid Gandeng Investor Global Asia Tenggara
- Jumat, 03 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan BBM Merata Nasional
- 03 Oktober 2025
2.
Bulog Pastikan Kualitas Beras MBG Terjaga Setiap Saat
- 03 Oktober 2025
3.
Bahlil Klarifikasi Vivo, Shell dan BP Batal Ambil Base Fuel
- 03 Oktober 2025
4.
Harga Minyak Turun Terendah Jelang Pertemuan OPEC+
- 03 Oktober 2025
5.
SPBU Swasta Vivo, BP-AKR Tunda Pembelian BBM Pertamina
- 03 Oktober 2025